MERANGIN - Wabup Merangin Nilwan Yahya membuka forum koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Merangin 2023, di Aula Depati Payung Bappeda Merangin, Kamis (15/6).
Ketua TPPS Merangin tersebut mengatakan, stunting tidak hanya mengenai pertumbuhan anak yang terhambat, tapi juga berkaitan dengan perkembanganan otak yang kurang maksimal.
‘’Kondisi ini menyebabkan kemampuan mental dan belajar anak di bawah rata-rata. Ini bisa berakibat prestasi belajar yang buruk, ’’ujar Wabup dibenarkan Kadis PPKB Merangin H Abdaie.
Kunci pencegahan stunting jelas wabup, ada pada seribu Hari Pertama Kehidupan (HPK), sehingga perhatian kepada ibu hamil serta balita perlu terus ditingkatkan.
Selain itu pinta wabup, intervensi terhadap remaja putri dan calon pengantin juga terus dilakukan, sehingga tercipta generasi yang cerdas, sehat dan berprestasi terhindar dari stunting.
‘’Alhamdulillah berkat kerja keras kita semua, angka stunting di Kabupaten Merangin mengalami penurunan dari 19, 7 persen menjadi 14, 5 persen. Untuk Provinsi Jambi juga turun dari dari 22, 4 persen menjadi 18 persen, ’’terang Wabup.
Sedangkan untuk Indonesia, angka stunting juga berhasil diturunkan dari 24, 4 persen menjadi 21, 6 persen. Pada kesempatan itu, wabup mengapresiasi dan berterimakasih kepada seluruh pihak yang berkontribusi dalam TPPS Merangin.
‘’Semoga pada 2024 nanti, target prevalensi stunting Kabupaten Merangin menjadi sembilan persen dapat kita capai. Teruslah bekerja semaksimal mungkin, sehingga Merangin bisa bebas dari stunting, ’’pinta Wabup.
Tampak hadir pada acara tersebut, Kabid Kesmas Dinas Kesehatan Provinsi Jambi H Muhammad Syafrizal dan para pengurus dan Satgas Stunting Provinsi Jambi serta para kepala Organisasi Daerah (OPD) di jajaran Pemkab Merangin.
Terpisah, Sekretaris Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi Yudi Hendra Musrizal mengatakan, melihat data keluaga beresiko stunting dan data anak stunting menjadikan TPPS, harus tetap memfokuskan pada usaha pencegahan dan memperbaiki anak dengan stunting,
Pencegahan kejadian stunting lanjut Yudi, dapat dilakukan melalui berbagai cara, salah satunya program elsimil (elektronik siap nikah siap hamil), dengan melakukan skrining calon pengantin dari status Kesehatan, apakah sudah siap untuk menikah dan hamil.
Selain itu, pendampingan keluarga berisiko stunting oleh TPK (Tim Pendamping Keluarga) juga harus terus digejot. Jumlah pendamping keluarga untuk Kabupaten Merangin sejumlah 699 petugas.
Yudi juga berharap, intervensi kepada anak stunting dan keluarga berisiko stunting juga dilakukan sektor lain, seperti dunia usaha baik perusahaan atau perorangan, dengan program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS). (IS/kom)